Ideologi
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan
gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau
konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah
sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai
oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang
dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para
ahli yaitu:
- Destut De Traacy :istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
- Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
- Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
- Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Suatu ideologi mengandung 3 dimensi, sebagai berikut :
- Dimensi Realitas berarti bahwa suatu ideologi berasal dari nilai nilai nyata yang dikembangkan atau dipakai bersama sama oleh warga masyarakat.
- Dimensi Idealitas berarti bahwa suatu ideologi mengandung nilai nilai yang ideal yang ingin dicapai oleh suatu masyarakat , yaitu nilai nilai luhur dalam segala aspek kehidupan yang ingin diwujudkan oleh suatu masyarakat sebatas akal budi manusia.
- Dimensi Fleksibilitas berarti bahwa ideologi memiliki sifat felksibel dan berkembang , artinya ideologi tersebut tidak tertutup.
Pandangan Hidup
Pandangan-hidup kita akan menganut prinsip-hidup yang
bersesuaian dengannya, dan Kita pun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian
dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya berhati-hatilah di dalam
mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara signifikan sangat menentukan
jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran
kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu
yang pasti.
Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan
meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak sana
tabrak sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang rasanya
cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita perlukan untuk
menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi,
melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain, bahkan
bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang.
Disinilah kita perlu amat berhati-hati.
Pandangan Hidup berdasarkan Asalnya yaitu terdiri dari
3 macam :
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. Pandangan hidup yang seperti ini adalah pandangan hidup yang berasal dari agama yang dianut oleh seseorang sesuai dengan kepercayan yang dianut oleh orang tersebut. Pandangan hidup yang berasal dari agama dianggap merupakan sebagai pedoman untuk mencapai kesuksesan baik di dunia ataupun di alam setelah dunia.
- Pandangan hidup yang berasal dari ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma-norma dalam suatu negara. Sebagai contoh adalah pandangan hidup yang berasal dari ideologi pancasila dimana pandangan hidup kita dalam bermasyarakat diharapkan sesuai dengan 5 sila pancasila itu sendiri.
- Pandangan hidup yang bersumber dari hasil renungan yang sifatnya relatif. Relatif disini maksudnya adalah belum tentu pandangan hidup seseorang benar artinya adalah apa yang kita anggap benar belum tentu benar juga menurut pandangan orang begitupun sebaliknya
Kasus 1 :
Seseorang akan memiliki pandangan hidup yang
tinggi jika ia merasa bersyukur kepada Tuhannya dan selalu mengingat akan orang
yang kondisinya berada dibawahnya. Setiap dia berkendara dan melihat pengamen
atau pemulung dia selalu berpikir untuk tidak menjadi seperti itu dan tidak mau
keluarganya jadi seperti itu. Pandangan hidupnya pun akan lebih tinggi karena
apa yang dilihatnya itu akan menjadi motivasi agar dirinya bisa mencapai apa
yang sudah dia rencanakan dalam pandangan hidupnya tersebut.
kasus 2 :
NKRI Harga Mati
KRISIS kebangsaan yang melanda sebagian generasi
muda Indonesia menjadi keprihatinan semua pihak. Karena itu, semangat untuk
tetap menjunjung tinggi dan terus mengamalkan ajaran Pancasila sebagai ideologi
bangsa harus dihargai.
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam
Pancasila inilah yang kini juga terus dipegang teguh oleh Yudo Fistiono Sudiro
SH (44), ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten
Banyumas, yang baru dilantik kemarin.
Pria kelahiran 23 Mei 1967 itu memahami betul saat
ini tantangan terberat yang dihadapi pemuda Indonesia di antaranya adanya
krisis kecintaan terhadap Pancasila dan NKRI,Masih Minim.
Itu terjadi karena derasnya pengaruh budaya barat,
gaya hidup yang individualis, pragmatis dan pemahaman terhadap wawasan
kebangsaan yang masih minim.
''Bagi saya mempertahankan Pancasila sebagai
ideologi bangsa itu harus tetap abadi sampai kapan pun dan kecintaan terhadap
Tanah Air juga harga mati,'' kata suami Tri Setiati (31) tersebut.
Sehingga dalam mengemban misi kepengurusannya
empat tahun ke depan (2012-2016), keanekaragaman warna organisasi tersebut
ibarat miniatur kebangsaan yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila itu
sendiri.Anggota sangat beragam dari berbagai latar belakang, namun tetap bisa
satu karena sudah tertanam sebagai seorang pancasialis dan nasionalis.
Kecintaan terhadap Tanah Air menurut putra pertama
dari lima bersaudara pasangan Sudiro Bekti (67) dan Sri Subekti (65) juga terlihat
dalam kehidupan sehari-hari.Di antaranya, terlihat dari dua nama putranya semua
diselipkan kata-kata nusantara. Putra pertama dinamai Setia Nusantara
Nayakapraja (11) dan putra kedua Kineta Energik Anura Nusantara (6).
''Ibaratnya darah yang mengalir dalam diri saya
adalah darah Pancasila, sehingga apapun akan saya lakukan demi menjaga
kebesaran ideologi bangsa yang dicetuskan Bung Karno,'' kata warga RT 1/RW
6 Kelurahan Karangpucung, Kecamatan
Purwokerto Selatan itu.Tempaan di berbagai organisasi mulai semasa masih
menjadi mahasiswa, hingga menjadi ketua MPC PP Banyumas cukup mengembleng
mental dan dedikasi untuk terus mencintai bangsa ini dengan kiprah nyata. (Agus
Wahyudi-17)
Sumber :
https://ariedwijayanto.files.wordpress.com/2012/06/41.jpg
http://vioktaviantiii.blogspot.com/2014/11/contoh-kasus-manusia-pandangan-hidup.html
http://treweluputih.blogspot.com/2012/05/study-kasus-pancasila-sebagai-ideologi.html
http://vioktaviantiii.blogspot.com/2014/11/contoh-kasus-manusia-pandangan-hidup.html
http://treweluputih.blogspot.com/2012/05/study-kasus-pancasila-sebagai-ideologi.html
Komentar
Posting Komentar